Loe pasti heran akan judul diatas. Loe pasti membayangkan kalo gue akan membicarakan tentang cinta dengan bertubi-tubi, seolah-olah gue sudah expert dalam pahit-manis cinta. Tapi nyatanya nggak begitu juga. Gue pengen memaparkan sudut pandang gue yang amat polos akan cinta ini tentang fenomena cinta yang sering terjadi, dan sering banget gue liat. Dan pada dasarnya itu semua disebabkan oleh kebutaan akan cinta.
Pernah gak sih loe denger, mungkin temen/sodara/kakak/adik loe ngomong gini: "gue pengen cari pasangan yang baek-baek! awas aja kalo cewe/cowo yang gue gebet itu 'gini'/'gitu', gue langsung tinggalin!". Pasti pernah dong dong? Mereka bercerita seolah-olah mereka ingin mendapatkan pasangan yang sempurna, dan tanpa cacat. Tapi nyatanya.....
begini ilustrasinya:
Misalnya dalam suatu kasus, si XOXO lagi pengen cari cewek. Nah, dia udah punya komitmen kalo dia gak bakal mau punya cewek yang ngerokok, gayanya nakal, dan demen clubbing. Nah, suatu hari ketemulah si XOXO ini sama seorang cewek, dan dia naksir berat. Bagi dia, ini cewek udah cantik, pinter, tajir, pokoknya sempurna. Dan dia udah bener-bener siap mau macarin si cewek, sampai dia mengetahui fakta bahwa si cewek tersebut ngerokok. Tentu saja itu melanggar komitmen dia yang pertama dong. Tapi yang bener aja dia ninggalin cewek taksirannya itu gara-gara masalah itu aja. Nah, karena dia sudah mulai kena "rabun dekat" cinta, dia pun mentolerir cewek kesayangannya itu merokok, dan meninggalkan komitmen nya yang pertama. Begitu pula seterusnya, dia mengetahui fakta lanjutan kalo si cewek gayanya nakal dan suka make pakean minimalis ber-opacity rendah. Dia pun terpaksa mentolerir juga komitmen dia yang kedua, karena dia sudah memasuki tahapan terkena "katarak" cinta. Dan akhirnya, dia pun mengetahui fakta ketiga kalo si cewek suka clubbing dan minum-minum, dan tidak diragukan lagi, dia pun mentolerir komitmen yang ketiga, karena dia sudah benar-benar BUTA akan cinta.
Begitulah kira-kira contoh kasus yang seriiiiiiiiiing banget gue ketemuin. Apakah kita (terutama cowok), bisa memegang teguh komitmen kita dalam mengejar pasangan kita, atau apa kita mau aja dibutakan oleh cinta sehingga menghalalkan segala pelanggaran? Hmm, susah sih yang namanya cinta mah! Sekali terjerat, kayanya komitmen-komitmen tadi langsung mental tak berguna.
Pernah gak sih loe denger, mungkin temen/sodara/kakak/adik loe ngomong gini: "gue pengen cari pasangan yang baek-baek! awas aja kalo cewe/cowo yang gue gebet itu 'gini'/'gitu', gue langsung tinggalin!". Pasti pernah dong dong? Mereka bercerita seolah-olah mereka ingin mendapatkan pasangan yang sempurna, dan tanpa cacat. Tapi nyatanya.....
begini ilustrasinya:
Misalnya dalam suatu kasus, si XOXO lagi pengen cari cewek. Nah, dia udah punya komitmen kalo dia gak bakal mau punya cewek yang ngerokok, gayanya nakal, dan demen clubbing. Nah, suatu hari ketemulah si XOXO ini sama seorang cewek, dan dia naksir berat. Bagi dia, ini cewek udah cantik, pinter, tajir, pokoknya sempurna. Dan dia udah bener-bener siap mau macarin si cewek, sampai dia mengetahui fakta bahwa si cewek tersebut ngerokok. Tentu saja itu melanggar komitmen dia yang pertama dong. Tapi yang bener aja dia ninggalin cewek taksirannya itu gara-gara masalah itu aja. Nah, karena dia sudah mulai kena "rabun dekat" cinta, dia pun mentolerir cewek kesayangannya itu merokok, dan meninggalkan komitmen nya yang pertama. Begitu pula seterusnya, dia mengetahui fakta lanjutan kalo si cewek gayanya nakal dan suka make pakean minimalis ber-opacity rendah. Dia pun terpaksa mentolerir juga komitmen dia yang kedua, karena dia sudah memasuki tahapan terkena "katarak" cinta. Dan akhirnya, dia pun mengetahui fakta ketiga kalo si cewek suka clubbing dan minum-minum, dan tidak diragukan lagi, dia pun mentolerir komitmen yang ketiga, karena dia sudah benar-benar BUTA akan cinta.
Begitulah kira-kira contoh kasus yang seriiiiiiiiiing banget gue ketemuin. Apakah kita (terutama cowok), bisa memegang teguh komitmen kita dalam mengejar pasangan kita, atau apa kita mau aja dibutakan oleh cinta sehingga menghalalkan segala pelanggaran? Hmm, susah sih yang namanya cinta mah! Sekali terjerat, kayanya komitmen-komitmen tadi langsung mental tak berguna.
0 comments:
Post a Comment