Gw tadi iseng2 ngeliat file-file Ms. Word gw yang lama2 yang tersimpan di laptop gw ini. Dan akhirnya gw menemukan suatu file yang berisi ketikan cerpen gw untuk tugas Bahasa Indonesia, waktu gw kelas 1, tahun lalu. Dan setelah gw membacanya lagi, gw merasa jijik dan menajiskan karya cerpen gw sendiri. Karena, isinya tuh tentang percintaan ABG yang super old-fashioned yang lebih mirip cerita cinta monyet anak SD. Dan gw pengen masukin aja ke blog ini untuk sekedar iseng2 havefun aja.. Dan gw rasa lo pasti sepakat untuk mencerca cerpen gw di bawah ini.. Nih dia 'sampah' tersebut:
(Cerpen ini dibuat tanggal: 11 April 2007)
Suatu hari di sebuah SMA swasta di Jakarta, ada seorang anak bertubuh gemuk dan menggemaskan bernama Samuel. Dia merupakan anak yang lucu dan baik hati, meskipun ia tidak terlalu pintar. Dan dia juga sedang menyukai cewek idamannya yang terus dia bangga-banggakan pada teman – temannya. Cewek itu bernama Cleo. Cleo Gabriella Muntu tepatnya. Dia merupakan gadis keturunan Menado – Cina. Wajahnya sangat cantik. Kulitnya pun putih mulus khas gadis Cina. Tubuhnya pun sangat ideal untuk seorang cewek remaja. Dan itu semua cukup membuat Samuel betah memperhatikannya seharian penuh.
Pada suatu siang, pada jam istirahat ke 3, di sekolah, Samuel sedang berada di kelas bersama Cleo yang kebetulan sedang duduk membaca buku di mejanya. Ini merupakan sebuah kesempatan besar untuk Samuel. Ia tanpa membuang waktu, langsung menghampiri Cleo di mejanya. “Hai Cley! Sendirian aja nih?”, sapa Samuel. “Eh, Sammy! Tumben nggak ke kantin? Biasanya udah beli nasi katsu di kantin?”, balas Cleo. “Hehehe. Cley tau aja kalo gue suka nasi katsu”, kata Samuel. “Aduh, Sam! Jangan panggil gue Cley dong! Emang aku Mr. Clay apa! Guru Native itu!”, balas Cleo. “Hehehe. Yaudah deh Cleo. Oh iya, loe udah makan belom?”, tanya Samuel lagi. “Udah tadi pas istirahat pertama. Bukannya loe lihat gue makan tadi? Bukannya loe minta makanan gue tadi? Hehehe”, balas Cleo. Ternyata Samuel salah tanya. Dia langsung merasa canggung dan grogi. Dia merasa tidak tahu mau berbicara apa lagi sama Cleo. Dia tiba – tiba gemetaran karena terlalu grogi. “Aduh, Cleo! Aku ke kamar mandi dulu yah, udah kebelet!”, tiba-tiba Samuel berkata. Setelah itu Samuel langsung bergegas ke kamar mandi. Di kamar mandi dia terus mengutuki dirinya sendiri mengapa dirinya terlalu bodoh untuk menyia-nyiakan kesempatan tadi. Dia merasa bodoh karena tidak bisa melanjutkan pembicaraan dengan Cleo. Bagaimana mungkin dia bisa mengungkapkan perasaannya pada Cleo?
Satu bulan kemudian, Samuel sedang termenung di kelasnya. Dia merasa sudah tidak bisa menahan perasaannya pada Cleo. Dia ingin segera mengajaknya berpacaran. Tapi dia tidak bisa. Dia terlalu malu untuk mengungkapkannya. Bahkan untuk menyapa Cleo pun, dia perlu persiapan mental. Lalu untuk mencurahkan isi hatinya, dia bercerita pada sahabatnya, Natasha, seorang cewek keturunan Malaysia – Banten, yang berkulit hitam manis. “Tasha, gue lagi bingung nih. Gue udah nggak tahan untuk nahan perasaan gue sama Cleo”, cerita Samuel.
“Ya udah, kenapa nggak langsung loe ‘tembak’ aja dia! Kenapa? Loe takut? Jangan jadi pengecut dong loe! Demi cinta, Loe harus berani melawan rasa malu loe!”, balas Tasha. “Ya tapi nggak semudah itu, Sha! Gue nggak kaya Mikoga, yang gampang deket sama cewek manapun! Gue ini Samuel! Cowok culun yang terkencing-kencing kalo ngeliat cewek cantik!”, kata Samuel lagi. “Tapi tetep aja, kalo yang namanya cinta, dia nggak mandang siapapun! Kan cinta itu buta, gimana sih loe! Udah deh, dari pada loe mendam perasaan loe, terus nanti loe malah bunuh diri, mendingan loe cepet-cepet deh kasih tau Cleo kalo loe sayang sama dia. Sebelum dia direbut sama si Andrigo!”, Tasha menyemangati. “Aduh, gimana yah? Gue takut banget nih. Tapi nanti gue coba deh! Pokoknya gue harus bisa! GUE HARUS BISA !”, seru Samuel.
Bel berdering panjang, menandakan jam belajar sudah selesai. Samuel lalu keluar dari pintu kelas dan menuju lantai bawah. Dia akan melangsungkan proses ‘penembakannya’ terhadap Cleo. Sebelumnya dia sudah berdoa berulang – ulang kali agar mentalnya siap untuk melakukan peristiwa yang menurutnya terbesar dalam hidupnya saat ini. Dia menunggu Cleo yang akan turun, di sebelah tangga di lantai dasar. Setelah beberapa menit, sosok yang dia tunggu – tunggu datang. Cleo dan sahabatnya, Marsha Lingling, sedang menuruni tangga. Dan Samuel pun segera menghampirinya. “Cleo, gue boleh ngomong sebentar nggak sama loe? Tapi berdua aja”, tanya Samuel. “Oh, boleh. Mau ngomong dimana?”, tanya Cleo. Akhirnya Samuel mengajak Cleo yang meninggalkan Lingling sendirian, ke balik tangga.
“Eehh…Cleo, emm…Gue…emm…mau bilang sama loe kalo…emm…Gue, su..su…suka…sa...sama loe… Loe, mau nggak, jj…jadi…pp…p..pacar,
Gue?”, tanya Samuel dengan gugup sekaligus gemetaran. Lalu Cleo pun kaget dengan pertanyaan itu, dan dia berkata “Haah? Pacar? Eeh…Aduh, gimana yah. Gue…gue udah punya pacar. Tapi bukan anak sekolah ini. Aduh, maaf banget yah. Loe nggak apa-apa kan?”.
Pernyataan Cleo bagaikan siraman air mendidih yang telak mengenai wajah Samuel. Mendengar kata – kata Cleo barusan membuat perutnya bergejolak dan ingin pingsan. Rasanya dia mau menangis di tempat. Dengan rasa malu, grogi, kecewa, ditambah sedih yang amat dalam, Samuel langsung meninggalkan Cleo begitu dia mendengar jawaban Cleo. Samuel langsung berlari sepanjang koridor dengan hati yang penuh luka. Cewek idamannya selama ini, yang selalu dipuja – pujanya, ternyata sudah memiliki pacar. Dia amat sangat sedih dan hampir putus asa. Tapi dibalik keputusasaan itu, dia sangat lega karena berhasil mengungkapkan isi hatinya pada Cleo. Setidaknya, dia bukan lelaki pengecut seperti yang dikatakan Natasha kepadanya.
THE END
Tuh tadi ceritanyaa!!! JIJAY MARKOJAY KAN!! gw aja sampe ketawa geli ngeliat karangan ABG gw yang amat menajiskan (padahal itu dibuat belom setaun yang lalu loh). Dan sekedar informasi, tokoh ceweknya itu sengaja gw namain Cleo Gabriella Muntu, karena pada waktu gw ngarang nih cerpen, lagi ngetrend-ngetrend nya tuh kematin si Cliff Muntu yang kasus IPDN itu.. ahahahhaha, najongnya gak ketulungan kan!! Terus juga, latar tempat di cerita itu adalah di sekolah gw sendiri, dan beberapa nama tokoh lainnya itu adalah nama plesetan dari nama temen2 sekolah gw. Pokonya berkaitan dengan sekolah gw gitu..
Okayy, segitu aja kenangan menjijikan gw yang berhasil gw temukan. Nanti pasti gw akan cari lagi kenangan tolol gw untuk membuat para pembaca sekalian tertawa terhabak-habak. Aight??
SAYONARA!
- toga the cerpenist (maksa) -